Jumat, 17 Agustus 2012

Satu Hari Dalam Hidupku Part 2


          
         Pandu baru saja meletakkan motornya di depan rumah,belum sempat ia membuka helmnya, mamanya langsung menghampiri dan memeluk Pandu. “ Sayang, akhirnya kamu pulang juga, mama sudah rindu sekali padamu. . bagaimana sekolahmu disini? Apakah cocok denganmu? bagaimana teman-temanmu?  Apakah mereka baik padamu? Uang sakumu bagaimana? Masih ada kan? oiya, Iphone baru yang mama be. . “  belum sempat melanjutkan ucapannya, Tantri tersentak, Pandu, anak kesayangannya, baru saja menepis pelukannya. Sakit, terasa benar-benar sakit mendapat reaksi seperti itu dari Pandu. Wanita 36 tahun ini kaget dan bingung, apa yang salah padanya.
“ Iya ma, semuanya oke. “  Jawab Pandu singkat dan langsung pergi meninggalkan mamanya yang masih tersentak kaget. “ Pandu. . tunggu Pandu!!mama belum selesai bertanya!!” teriak mamanya dari kejauhan.
          Pandu bosan. Pandu penat. Remaja 16 tahun ini memang sudah tak tahan lagi dengan kelakuan orangtua yang menelantarkannya hampir 6 tahun ini. Pandu sudah tinggal sendiri selama 3 tahun terakhir, tepatnya semenjak eyangnya meninggal. Pandu memang sangat kaya. Hartanya melimpah, semua kebutuhannya sangat terpenuhi. Bahkan banyak hal lain yang diberikan untuknya. Namun jauh dilubuk hatinya, ia sangat haus akan kasih sayang, jiwanya berontak tak terima akan semua yang ia alami. Kasih sayang dan perhatian yang selayaknya didapatkan seorang anak, tidak ia dapatkan. Orangtuanya hanya mengenal kerja, kerja, dan kerja. Papa Pandu bekerja di salah satu perusahaan terkenal di Australia dan sangat jarang berada di Indonesia. Sedangkan mamanya, bisnis woman yang kerjanya hanya menghabiskan uang untuk berkeliling dunia.
         
         Bagaimanapun kerasnya hati Pandu mencoba tegar, tetap saja ia tidak bisa menahan kesedihannya selama ini. Derita batin yang ia rasakan seolah-olah mulai mengubah pribadinya perlahan. Semenjak eyangnya meninggal, Pandu berubah menjadi anak yang nakal, ia bergaul bahkan bersahabat dengan anak paling berandal di sekolahnya. Pandu mulai hilang arah, suka balapan motor, clubbing, dan mengabaikan sekolahnya. Tentu saja ia melakukan hal ini sebagai pelampiasan. Ia sudah tidak tahan hidup normal, karena percuma, tetap saja ia tak bisa mendapatkan apa yang sewajarnya didapatkan remaja seusiannya. Sebenarnya, Pandu bukanlah orang yang bertabiat buruk. Namun keadaanlah yang akhirnya mengubah segalanya. Pandu sedih dan kesepian. Tak ada teman yang bisa benar-benar ia jadikan sahabat seperti Doni dan Riko.
Teman-teman Pandu di kehidupan ‘baik’ nya hanya ada disaat senang saja, saat Pandu banyak uang, maka disanalah mereka ada, tetapi saat Pandu tidak lagi membayarkan semuanya, disana pula mereka pergi. Pandu kecewa akan semuanya, teman teman, sahabat, ada karena uangnya. Pandu baru mengerti arti sahabat dari Doni dan Riko, walaupun mereka nakal dan hancur, tapi mereka mampu menghargai Pandu sebagai sahabat. Hal itulah yang semakin menjerumuskan Pandu. Memang benar, Doni dan Riko baik terhadapnya, mereka mencoba mengerti Pandu, tetapi disisi lain, mereka tidak bertabiat baik, yang mereka tahu hanya bersenang-senang, tanpa memikirkan pentingnya masa depan.

“ Aduh, mana ya buku fisikaku, kok bisa hilang begini,. aduh dimana lagi aku harus mencarinya. “ ucapku. “ Astaga Fi, kokbisa hilang sih? Coba cari di kelas yang kemarin kita tempati, mungkin saja ada disana. “ kata Raissa. “ Gak ada Sa, aku sudah berkali-kali kesana, tapi bukuku tetap gak ada, aku juga sudah bertanya sama Bang  Asep, katanya dia gak nemuin apa-apa. “  balasku, “ Hm, berarti ada seseorang yang ngambil. “ kata Raisa menyimpulkan. “ Hm,entahlah, lalu bagaimana sekarang? “ kataku mulai frustasi. Teeeeeeeeetttttttt……Teeeeeettttttttt. .
Bel istirahat pun berbunyi, aku dan Raissa masih sibuk mencari dimana buku fisikaku berada. Kelas demi kelas kumasuki, tapi hasilnya tetap saja tidak ketemu. Raissa izin ke UKS, ia sedang tidak enak badan. Akhirnya ,aku mencari buku sendiri. “ Hey, sedang apa kau?” kata seseorang dibelakangku. “ Mm, cari buku. “ balasku cuek. “ Oh, jadi kamu yang namanya Afitakilla Ratika Putri ?” Tanya lelaki itu. Saat itu juga aku langsung menolehkan pandanganku pada sosoknya, laki-laki tinggi, dengan tindik di telinganya, dan rambutnya yang berantakan. Wajahnya kuyu, bajunya lecek. “ brbb . . iiya, itu namaku,kok kamu bisa tahu?” tanyaku. “ Hahaha, iyalah! gue nemuin buku elu di IPA B. Ceroboh banget sih jadi cewek. “ katanya cuek. “ Hm,iya aku memang ceroboh, kalau begitu dimana bukuku?bisakah aku mengambilnya?” balasku . “ Enak saja,gak segampang itu lah!” kata lelaki itu tertawa. “ Lalu, aku harus apa?aku bayar deh” ucapku cuek. “ Hahahhaa,enak saja, aku maunya hmm. .  kita ngedate!” balas laki-laki itu serius.  Apa??!!mimpi apa aku semalam sampai harus bertemu laki-laki urakan seperti ini, ditambah lagi aku harus berkencan dengannya. Terlalu mengerikan untuk kubayangkan. “ Hey,jangan ngelamun dong ?” katanya lagi. “ Ehehheh, maaf ya, aku tak ada waktu untuk hal seperti itu, urusanku masih banyak,jadi dengan baik - baik tolonglah berikan bukuku, karena ada PR yang harus kukerjakan disana. “ pintaku “ Hey, gue juga minta baik-baik sama elu,ayolah, apa susahnya, sehari saja, please. . .“ pintanya. “ Aku gak..
 bisa!” tolakku lagi. “ Gue mohon sama lu, sekali aja, harinya elu yang tentuin deh. “ katanya lagi. “ Ya Tuhan, cepat kembalikan saja bukuku,kalau gak akan kupanggil guru-guru disini,agar kau diskors!” ancamku. “ Ha?skors? silakan,aku tidak takut, yang aku takut hanya satu hal saat ini, ditolak kamu . “ ucapnya tegas sambil sedikit tersenyum licik. Spontan,jantungku mendadak berdebar keras, bukan karena termakan gombalannya, tetapi karena takut padanya, melihat gayanya yang urakan, dan ambisinya yang meyakinkan semua yang dia inginkan pasti akan ia dapatkan. Aku bingung, haruskah kuterima ajakannya?. “ Ye, diajakin ngomong malah bengong. jawab dong. ayolah gue gak akan maksa elu buat ngambil buku itu. “ katanya cuek sambil beranjak pergi meninggalkanku. “ Oke,kembalikan dulu bukuku, dan aku bersedia pergi denganmu,tapi tidak dalam waktu dekat ini” jawabku spontan. “ Serius kan?janji ?” balasnya tertawa lebar. “ Ya. “ ujarku singkat.  “ Oke,ini buku elu, sampai jumpa mm?panggilan elu siapa?” tanyanya. “ Afi,” balasku singkat “ oke,kenalin aku Pandu kelas X-6. senang bertemu denganmu Afi” ujarnya tersenyum ramah, baru dikalimat terakhir ini dia bicara lebih sopan ,pakai ‘aku kamu’
          Aku sampai di rumah sekitar pukul 3 siang. Benar-benar hari yang melelahkan bagiku, seharian aku harus mengadapi 3 ulangan mata pelajaran sekaligus, menguras otak dan tenagaku. Andai tidak minum multivitamin, mungkin aku sudah terkapar di UKS seperti Raissa. “ Ayo, makan dong Fi, bunda sudah memasakkan daging panggang kesukaanmu” kata Bunda. “ Iya bun, aku belum lapar saja, nanti saja ya,sekarang yang paling kubutuhkan hanya tidur. “ jawabku. “ Iya,tapi makan dulu dong baru tidur. “ kata Bunda.
Aku pun menyantap makan siangku dengan sedikit malas-malasan. Entah mengapa, rasanya malas melakukan apapun kecuali tidur. Setelah beberapa menit makan, aku langsung masuk kamar , menyalakan AC dan MP3 di HPku. Ku mainkan sebentar laptopku melihat berapa notifications dan mentions yang tertuju padaku.
          Pandanganku terhenti pada sebuah pesan yang masuk ke inbox facebookku.
“ Hai Afi J maaf ya,aku membuatmu marah dihari pertama kita bertemu. Tapi maksudku tak lain hanya ingin mengenalmu saja, maaf sikapku yang tak sopan padamu, jujur saja aku sangat gugup. Tolonglah, berikan aku nomor HPmu, biar bisa kutagih janjimu :p

…. . Pandu…. . “
Mataku terbelalak, jantungku serasa mau copot, entah apa yang barusan kulihat,
Orang yang baru saja bertemu denganku dengan gayanya yang urakan dan nada bicaranya yang menyebalkan tiba-tiba mengirimiku pesan seramah itu.
“ gendeng. “ gumamku sendiri tak percaya. Apa orang ini punya kepribadian ganda?tapi kenapa?kalau memang baik, kenapa sih harus bergaya seperti itu, tapi sepertinya aku salah. Akhirnya kuputuskan untuk mengabaikannya. Kututup akun facebook dan twitterku, akupun tertidur.
          
          “ Gue benar-benar suka sama itu cewek!” kata Pandu pada teman-temannya.
“ Yaelah Ndu, emang dia beneran cantik ya?” Tanya Riko. “ Hm, dia cantik ko! Walaupun masih kalah cantik sama Mita, dia istimewa Ko, dia punya sisi unik sendiri, gue rasa gue tertantang juga buat dapetin dia. “ jelas Pandu.
“ Hahhahha, kalo elo tertantang berarti elo gak bener-bener suka sama dia lah. . “ ujar Doni menyeringai. “ Tapi bukan gitu maksud gue men, gue suka sama itu cewek, gue pengen dia juga suka sama gue. Gue serius” kata Pandu. “ Halaaaah, berapa cewek sih yang udah elo punya Ndu, hahhhaa. . si Mita gimana? Cewek cantik jelita nan bohai gitu masak lo mau duain. . eh salah, tigain maksud gue. haha” kata Riko. “ Ah, gue bosen sama Mita, gue udah dapet semua yang gue mau, toh dia cewek gampangan, baru gue gombalin sedikit, dia udah klepek-klepek. hahaaha. . bosen juga liat dia. Gue pengen cari yang beda. “ kata Pandu tertawa. “ Waww,buset deh, memang hebat lo men!! Cewek pintar nan lugu kaya Zita bisa lu taklukin, belum lagi Mita, anak dance plus popular gitu sampe segitu takluknya sama elo?hahhaha. . “ balas Riko lagi. “ Hahaha,males deh gue,biarin ajalah. “ terang Pandu


“ Selamat Pagi sayang. . ayo bangun. “ kata bunda ramah. “ Hoammm, iya bun, 5 menit lagi ya. . “ balasku masih menutup mata.  “ Aduh, Afi, ayo bangun, langsung solat subuh, terus mandi. “ kata bunda lagi.  “ Huaahh, bentar aja bun,bentar lagideh janji. “ kataku. “ Ayoo banguuunn!!bangunn!!” teriak bunda sambil menarik selimutku.
Akhirnya aku pun menyerah, dengan berat hati kuputuskan beranjak dari tempat tidur, dan lekas mandi.  “ Hmm, hari ini aku Free, oiya, nganter Raissa,hampir saja aku lupa”  ucapku sambil menata dasi.
“ Bun, aku nanti pulang telat ya,” kataku . “ Loh? ada apa lagi? Bukankah proposal sudah selesai kamu sebar ya? Rapat OSIS juga sudah kelar kan?” Tanya bunda.
“ Hm,iya memang sudah. Aku mau pergi nemenin Raissa bun, aku sudah janji nganterin dia beli silicon HP di Mal. “ balasku.  “ Hmm, yasudah kalau begitu, hati-hati ya. “ kata bunda
          Pagi ini aku datang tepat waktu. Kulihat sekolahku yang masih sepi, menandakan aku datang awal, pagi ini. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, berjalan perlahan sambil melihat Bang Asep yang sedang menyapu halaman. Bila diperhatikan, Bang Asep adalah penjaga sekolah yang rajin, tak pernah sekalipun ia bolos bekerja, atau terlambat bekerja. Semua pekerjaannya pun terhitung rapi dan memuaskan. Aku harus banyak belajar dari Bang Asep. Belajar bertanggungjawab dan tekun bekerja.
Pagi ini, kelasku berada di ruang Bahasa Indonesia. Karena letaknya yang cukup jauh dari lobi, mengharuskanku berjalan cukup jauh. Tiba-tiba, seseorang memanggilku dari belakang. Aku pun menoleh ke belakang mencoba mencari tahu sosok yang memanggilku.
“ Hey Fi, ke kelas bareng yuk. “ kata Pandu tanpa basa basi.  “ Mm, gak usah, kelas kita kan beda, jadi biarkan aku sendiri saja. “ jawabku gugup.  “ Hm,kelasmu Bahasa Indonesia A kan? Kelasku IPS C, kelas kita bersebelahan bukan? “  kata Pandu lagi.
“ Iya sih, tapi. . “ Belum sempat menyelesaikan ucapanku, Pandu sudah menutup mulutku dengan jarinya. Sungguh, aku kaget luar biasa. Berani-beraninya dia lancang seperti itu, menurutku itu adalah hal yang tidak sopan bagi orang yang baru saling mengenal.
“ Udahdeh iyain aja kenapa sih. Udahlah, gak rugi jalan bareng orang cakep. oiya, kenapa gak bales pesan aku?” tanya Pandu tanpa henti. Aku yang sejak tadi terdiam bisu karena masih kaget dengan tindakan Pandu , akhirnya langsung buka suara dan menumpahkan kekesalanku. “ Kamu itu maunya apa sih?!kurang ajar tau!MALES!! MALES banget bales pesan orang gak jelas!!Kamu jangan ganggu aku! Jangan maksa aku!”  teriakku sambil berjalan cepat meninggalkan Pandu. Sedangkan Pandu, hanya terdiam ,menatapku bingung akan semuanya.  Entah, apa yang baru saja aku lakukan, sesampaiku di kelas, aku mulai merenungi tindakanku tadi. Aku dengan mudahnya terpancing emosi,berkata keras dan kasar pada Pandu.  Padahal ,aku sangat jarang membentak seperti tadi. Kurasa  aku mulai membencinya.

Dari dalam kelas, aku bisa melihat dengan jelas sosok murid-murid yang tengah berolahraga di lapangan. Beberapa anak laki-laki bermain bola dengan semangat, dan anak perempuan terlihat menonton teman mereka yang tengah bermain. Aku tak mengerti, mengapa perhatianku bisa beralih pada mereka yang sedang berolahraga. Dia, sesosok laki-laki yang pagi ini telah berhasil memancing emosiku, terlihat asik bermain bersama teman-temannya. Sesekali ia mengusap peluhnya yang banjir keringat, beberapa kali ia sempat adu mulut dengan tim lawan karena menganggap tendangannya barusan tidak offside. Lucu juga bila diperhatikan. Baru kusadari Pandu punya wajah yang bisa dibilang ‘innocent’ alias polos. Siapapun orang yang baru mengenalnya tidak akan pernah menyangka bagaimana kelakuan aslinya. “ Pandu. . Pandu, coba kamu bersikap baik, pasti akan lebih banyak lagi wanita yang menggilaimu. “ ucapku pelan masih melihat ke arah luar. “ Ha? kamu bilang apa Fi?”  Tanya Raissa kaget. Aku tak menyangka Raissa mendengar ucapanku tadi. “ Emmm, enggak kok Sa, aku hanya bercanda. “ balasku sekedarnya.  “ Ah kamu bohong , mm jangan bilang sekarang kamu sudah mulai termakan umpan Pandu?!” kata Raissa serius.
“ Ah? Enggaklah, aku tahu dia sedang memancingku untuk masuk perangkapnya, laki-laki macam dia mana bisa sih serius suka sama cewek. Aku juga sudah tahu benar akan reputasinya sebagai playboy. “ jawabku panjang lebar. Tetapi nampaknya, jawabanku tak membuat Raissa percaya, ia terus mendesakku agar mengaku bahwa aku sebenarnya mulai tertarik dengan Pandu. Ah, aku heran dengan Raissa, mana mungkin aku tertarik sama cowok amburadul seperti itu. “ Ya ampun Sa, enggaklah, aku gak suka sama dia. Walaupun kuakui dia cukup tampan dan berbakat , tapi aku benar-benar tak pernah membayangkan jika harus bersanding denganya. . hiii” kataku ngeri.  “ Hahaha, yasudahlah, hati-hati saja ya Fi, jangan salah pilih, kamu cantik,pandai,terkenal, kamu bisa dapat yang jauh lebih baik dari dia. “ kata Raissa dengan gaya sok dewasa.  “ Hahahhaa, iyaaa mamaah . . udah ah, kerjain aja itu tugas. “ balasku sambil tertawa.

“ Pandu. . “  teriak seorang gadis dari arah Timur Pandu berada.  “ Eh Zita , ada apa sayang?” kata Pandu lembut. “ Hm,gak ada, ini aku bawain minum, pasti capek habis olahraga. “ kata Zita lagi. “ Ohmyhgod darling, kamu itu memang paling ngerti ya kalau begini, aku makin sayang deh sama kamu. “ balas Pandu sambil mengelus pipi Zita.
“ Eh apaan sih, malu tau, ini kan tempat umum, jangan gitu ah. . “ ucap Zita malu-malu.
“ Hehehe. yaudah kalau gitu, entar malem aku jemput ya? Dinner gimana?” Tanya Pandu “ Hmm, aduh maaf sayang, aku gak bisa, besok ada 2 ulangan sekaligus L“ balas Zita sedih
“ Yah, sayang sekali ya, yasudahlah lain kali kan masih bisa honey” kata Pandu sambil menggenggam tangan Zita. “ Iya iya,udah ya aku balik dulu. “ ucap Zita “ Kamu yakin mau ke kelas sendiri?gak aku temenin aja?” balas Pandu lagi.  “ Gak usah,aku sendiri saja . oke bye “ balas Zita singkat. “ Oke honey,hati-hati dijalan. “ kata Pandu lagi.  Riko dan Doni yang sedari tadi hanya diam, kini tertawa bersamaan. “ Hahahhahhaa. . Zita itu idiot banget sih, kok bisa-bisanya dibegoin sama elo Ndu. ,” kata Riko tertawa. “ Ah kalian ini apaan sih, itulah kalau virus cinta sudah menyerang semuanya akan terlihat indah men. “ kata Pandu. “ Hahaha, terus gimana tuh si Mita?” kata Doni. “ Hm, Mita kan lagi di Paris, besok dia baru pulang. asik, oleh-oleh apa ya yang bakal gue dapet. “ jawab Pandu sambil menerawang hadiah apa yang akan diberikan kekasihnya itu.  “ Lah, terus
 bagaimana dengan si siapa itu, hm. .  Afi! Ya, bagaimana dengan Afi?” Tanya Doni lagi. “ Aku malas, harga diriku terluka olehnya, untuk pertama kalinya aku ditolak, dia menolak jalan ke kelas bersamaku. “ kata Pandu lirih. “ Hahhahaaha…sabar deh men, masih banyak cadangan kan? Tapi gue pikir, Afi itu lumayan cantik juga loh” kata Riko.
“ Hmm cantik ya? Kok menurut gue dia galak. judes banget, agak gengsian orangnya, gue tahu sebenarnya dia juga ngebet jalan bareng gue, tapi dia gengsi. hahha” ucap Pandu.
“ Hahhaha, dasar Pandu, PD lo gak habis-habis ya. . Gue doain ajadeh, gue cabut dulu men. “ kata Doni sambil beranjak meninggalkan Pandu dan Riko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan berkomentar :)