Sabtu, 08 Agustus 2015

Esensi Dakwah di Media Sosial


ASTRI EKAPUTRI (SOSIAL EKONOMI PERTANIAN UGM 2014)
ATIKAH GUSRIANDINI (ILMU KOMUNIKASI UGM 2014)

“Sampaikanlah, walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya suatu ketika. Ujaran yang sangat terkenal tersebut mengajak kita untuk senantiasa menyempatkan diri berdakwah dan berbagi pengetahuan, kapan pun dan dimana pun. Sebelum Rasullulah wafat pada tahun 632 M, dakwah kerap dilakukan secara lisan. Baru pada tahun 644 M ketika Islam dipimpin oleh Utsman bin Affan, sahabat Rasulullah dan khalifah ketiga, dakwah mulai dilakukan secara tertulis. Pada saat itu Al-Qur’an sebagai kitab suci Islam mulai dibukukan, digandakan dan disebarluaskan ke imperium-imperium Islam di penjuru dunia.
Di era globalisasi ini, sarana dakwah semakin beragam, pesatnya kemajuan teknologi mempunyai peranan tersendiri sebagai sarana dakwah. Kita tentunya mengenal berbagai macam jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram, line, whatsapp, path, soundcloud, dan lain sebagainya. Berbagai macam sarana dakwah tersebut dapat dimanfaatkan untuk berdakwah dengan melalui update status tentang hadist, nasihat, ringkasan kajian majelis ilmu, hingga kisah para sahabat. Dakwah melalui media sosial memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan masyarakat kita, terutama bagi remaja yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial.
Menurut Rogers, manusia kini berada di interactive communication era,